PERBANDINGAN CERITA RAKYAT BERJUDUL CINDERELA DENGAN ANDE-ANDE LUMUT
Cinderela
Di
sebuah kerajaan, ada seorang anak perempuan yang cantik dan baik hati.
Ia tinggal bersama ibu dan kedua kakak tirinya, karena orangtuanya sudah
meninggal dunia. Di rumah tersebut ia selalu disuruh mengerjakan
seluruh perkerjaan rumah. Ia selalu dibentak dan hanya diberi makan satu
kali sehari oleh ibu tirinya. Kakak-kakaknya yang jahat memanggilnya
“Cinderela”. Cinderela artinya gadis yang kotor dan penuh dengan debu.
“Nama yang cocok buatmu !” kata mereka.
Setelah
beberapa lama, pada suatu hari datang pengawal kerajaan yang
menyebarkan surat undangan pesta dari Istana. “Asyik… kita akan pergi
dan berdandan secantik-cantiknya. Kalau aku jadi putri raja, ibu pasti
akan gembira”, kata mereka. Hari yang dinanti tiba, kedua kakak tiri
Cinderela mulai berdandan dengan gembira. Cinderela sangat sedih sebab
ia tidak diperbolehkan ikut oleh kedua kakaknya ke pesta di Istana.
“Baju pun kau tak punya, apa mau pergi ke pesta dengan baju sepert
itu?”, kata kakak Cinderela.
Setelah
semua berangkat ke pesta, Cinderela kembali ke kamarnya. Ia menangis
sekeras-kerasnya karena hatinya sangat kesal. “Aku tidak bisa pergi ke
istana dengan baju kotor seperti ini, tapi aku ingin pergi..” Tidak
berapa lama terdengar sebuah suara. “Cinderela, berhentilah menangis.”
Ketika Cinderela berbalik, ia melihat seorang peri. Peri tersenyum
dengan ramah. “Cinderela bawalah empat ekor tikus dan dua ekor kadal.”
Setelah semuanya dikumpulkan Cinderela, peri membawa tikus dan kadal
tersebut ke kebun labu di halaman belakang. “Sim salabim!” sambil
menebar sihirnya, terjadilah suatu keajaiban. Tikus-tikus berubah
menjadi empat ekor kuda, serta kadal-kadal berubah menjadi dua orang
sais. Yang terakhir, Cinderela berubah menjadi Putri yang cantik, dengan
memakai gaun yang sangat indah.
Karena
gembiranya, Cinderela mulai menari berputar-putar dengan sepatu kacanya
seperti kupu-kupu. Peri berkata,”Cinderela, pengaruh sihir ini akan
lenyap setelah lonceng pukul dua belas malam berhenti. Karena itu,
pulanglah sebelum lewat tengah malam. “Ya Nek. Terimakasih,” jawab
Cinderela. Kereta kuda emas segera berangkat membawa Cinderela menuju
istana. Setelah tiba di istana, ia langsung masuk ke aula istana. Begitu
masuk, pandangan semua yang hadir tertuju pada Cinderela. Mereka sangat
kagum dengan kecantikan Cinderela. “Cantiknya putri itu! Putri dari
negara mana ya ?” Tanya mereka. Akhirnya sang Pangeran datang
menghampiri Cinderela. “Putri yang cantik, maukah Anda menari dengan
saya ?” katanya. “Ya…,” kata Cinderela sambil mengulurkan tangannya
sambil tersenyum. Mereka menari berdua dalam irama yang pelan. Ibu dan
kedua kakak Cinderela yang berada di situ tidak menyangka kalau putri
yang cantik itu adalah Cinderela.
Pangeran
terus berdansa dengan Cinderela. “Orang seperti andalah yang saya
idamkan selama ini,” kata sang Pangeran. Karena bahagianya, Cinderela
lupa akan waktu. Jam mulai berdentang 12 kali. “Maaf Pangeran saya harus
segera pulang..,”. Cinderela menarik tangannya dari genggaman pangeran
dan segera berlari ke luar Istana. Di tengah jalan, sepatunya terlepas
sebelah, tapi Cinderela tidak memperdulikannya, ia terus berlari.
Pangeran mengejar Cinderela, tetapi ia kehilangan jejak Cinderela. Di
tengah anak tangga, ada sebuah sepatu kaca kepunyaan Cinderela. Pangeran
mengambil sepatu itu. “Aku akan mencarimu,” katanya bertekad dalam
hati. Meskipun Cinderela kembali menjadi gadis yang penuh debu, ia amat
bahagia karena bisa pergi pesta.
Esok
harinya, para pengawal yang dikirim Pangeran datang ke rumah-rumah yang
ada anak gadisnya di seluruh pelosok negeri untuk mencocokkan sepatu
kaca dengan kaki mereka, tetapi tidak ada yang cocok. Sampai akhirnya
para pengawal tiba di rumah Cinderela. “Kami mencari gadis yang kakinya
cocok dengan sepatu kaca ini,” kata para pengawal. Kedua kakak Cinderela
mencoba sepatu tersebut, tapi kaki mereka terlalu besar. Mereka tetap
memaksa kakinya dimasukkan ke sepatu kaca sampai lecet. Pada saat itu,
pengawal melihat Cinderela. “Hai kamu, cobalah sepatu ini,” katanya. Ibu
tiri Cinderela menjadi marah,” tidak akan cocok dengan anak ini!”.
Kemudian Cinderela menjulurkan kakinya. Ternyata sepatu tersebut sangat
cocok. “Ah! Andalah Putri itu,” seru pengawal gembira. “Cinderela,
selamat..,” Cinderela menoleh ke belakang, peri sudah berdiri di
belakangnya. “Mulai sekarang hiduplah berbahagia dengan Pangeran. Sim
salabim!.,” katanya.
Begitu
peri membaca mantranya, Cinderela berubah menjadi seorang Putri yang
memakai gaun pengantin. “Pengaruh sihir ini tidak akan hilang walau jam
berdentang dua belas kali”, kata sang peri. Cinderela diantar oleh
tikus-tikus dan burung yang selama ini menjadi temannya. Sesampainya di
Istana, Pangeran menyambutnya sambil tersenyum bahagia. Akhirnya
Cinderela menikah dengan Pangeran dan hidup berbahagia.
Ande Ande Lumut
Cerita
ini mengisahkan tentang Pangeran Kusumayuda yang bertemu dengan
Klenthing Kuning, si bungsu dari empat bersaudara anak seorang janda di
desa tempat ayah Pangeran Kusumayuda memerintah. Diam-diam mereka saling
mengingat. Dalam hati, Pangeran Kusumayuda tahu, gadis seharum bunga
mawar itu adalah calon permaisuri Kerajaan Banyuarum yang paling
sempurna. Sayang, mereka tak pernah bertemu lagi.
Beberapa
tahun kemudian, seorang pemuda tampan bernama Ande Ande Lumut
mengumumkan bahwa dia sedang mencari istri. Tak seperti gadis-gadis desa
lain dan juga saudara-saudara Klenting Kuning lainnya, Klenting Kuning
enggan pergi sebab dia masih mengingat Pangeran Kusumayuda. Namun berkat
nasehat dari bangau ajaib penolongnya, maka akhirnya Klenthing Kuning pun turut serta.
Dalam
perjalanannya, ternyata mereka harus menyeberangi sungai yang dalam.
Pada saat itu, munculah penjaga sungai Yuyu Kangkang yang bebentuk kepiting
raksasa. Si Yuyu menawarkan untuk menyeberangkan mereka dengan catatan
diberi imbalan ciuman. Karena terburu-terburu, semua gadis-gadis desa
yang lain segera saja menyetujuinya, dengan pemikiran bahwa sang
pangeran tidak akan mengetahuinya. Hanya si bungsu Klenting Kuning yang
enggan untuk mencium si Yuyu. Dengan kepandaiannya, si bungsu dapat
menyeberang tanpa harus mencium si Yuyu. Karena hanya si bungsu yang
tidak mencium si Yuyu, jadilah Ande Ande Lumut memilih si bungsu sebagai
pendampingnya. Klenting Kuning baru sadar bahwa pemuda Ande Ande Lumut
adalah Pangeran Kusumayuda yang dicintainya.
Secara
tematik juga dapat dikatakan hampir sama, yaitu menceritakan kehidupan
gadis cantik yang hidup sengsara dan miskin tetapi kehidupannya berubah
ketika bertemu jodohnya yang dari keluarga kaya (keluarga kerajaan).
Dalam segi kesejajaran teks, kedua cerita tersebut memiliki banyak
kesejajaran diantaranya dalam segi judul, tema, alur, karakterisasi/penokohan, dan amanat
- Judul
Kedua
cerita tersebut mempunyai kesejajaran dari segi judul, yaitu sama-sama
mengambil judul dari tokoh utama dalam cerita yang bernama Cinderela dan
Ande-Ande Lumut.
- Tema
Dalam segi tema sangatlah jelah kesejajaran kedua cerita tersebut yaitu menceritakan
kehidupan gadis cantik yang hidup sengsara dan miskin tetapi
kehidupannya berubah ketika bertemu jodohnya yang dari keluarga kaya
(keluarga kerajaan).
- Alur
Pembahasan
mengenai kesejajaran segi alur kedua cerita tersebut saya rasa tidak
perlu dibahas satu persatu karena dasar alur kedua cerita sama. Alur
ceritanya menceritakan kehidupan gadis cantik yang dibenci oleh saudara
tirinya. Kemudian karena suatu keadaan (dalam cerita Cinderela karena ada pesta di istana yang digunakan pangeran untuk mencari jodoh sedangkan dalam Ande-Ande Lumut karena
adanya sayembara untuk mencari jodoh) maka sang gadis tersebut bertemu
jodohnya dan kehidupannya yang semula sengsara menjadi bahagia.
Demikianlah akhir kedua cerita tersebut, sama-sama berakhir dengan
kebahagiaan tokoh utama yang semula sengsara.
- Karakterisasi/Penokohan
Penokohan
dalam kedua cerita juga mempunyai dasar yang sama. Ada tokoh pria yang
merupakan orang kaya dan tampan (imej seorang lelaki idaman wanita) yang
sedang mencari jodoh, didukung oleh orang disekelilingnya dalam mencari
jodoh (dalam cerita Cinderela, pangeran dibantu oleh pengawal kerajaan sedang dalam Ande-Ande Lumut
Ande-Ande lumut yang sebenarnya juga seorang anak raja dibantu oleh
Mbok Randa Dadapan). Tokoh seorang gadis yang sangat baik hati, sabar,
dan penyayang (Cinderela dan Klenting Kuning)
tetapi selalu dibenci dan dimusihi saudara tirinya. Kemudian ada tokoh
antagonis yang merupakan saudara tiri jahat yang selalu memusuhi tokoh
sang gadis baik hati dan cantik.
- Amanat
Amanat
yang bisa diambil dari kedua cerita sama, yaitu kita harus senantiasa
sabar dalam menghadapi cobaan. Kita harus menjadi orang yang baik hati,
sabar, penyanyang, jujur, dan suka menolong. Kita janganlah suka iri dan
benci serta jahat kepada orang lain, terlebih lagi kepada saudara
sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar